Aku Ingin Jogja Semakin Berhati Nyaman

Senin, 10 Juni 2013

Aku Ingin Jogja - Apa kabar sahabat? tema yang ingin kami angkat kali ini mengenai aku ingin jogja. Kenapa aku ingin jogja? Karena tidak lain disebabkan kecintaan yang besar terhadap kota Yogyakarta itu sendiri tentunya. Artikel aku ingin yogya ini dibuat sebagai bentuk sharing ide atau harapan yang mungkin bisa digunakan untuk bahan tambahan. Semacam suara akar rumput.

Yogya sebagai mana diketahui adalah sebuah kota yang tidak kecil. Sarat problematika didalamnya. Dengan berbagai julukan disematkan kepadanya. Kota Pelajar adalah salah satu dari sekian banyak julukan. Pelajar datang dari segala arah dan dengan tujuan mereka masing-masing. Memang tujuan utama adalah menimba ilmu, namun tidak dipungkiri ada tujuan lain yang mereka coba raih disini. Aku ingin jogja akan memaparkannya.


Prestige. Adalah salah satu tujuan dari datangnya pelajar daerah ke Yogya. Belajar di kota Pelajar menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Dari zaman dahulu hingga sekarang, jika membahas mengenai pelajar dan pendidikan maka hampir bisa dipastikan Yogya adalah topik utamanya.

Wisata. Memang tidak sepopuler Bali sebagai destinasi utama kepariwisataan di negara ini. Namun Yogya semakin padat saja setiap hari libur. Jalanan menjadi macet dengan beraneka mobil berplat luar kota memadati setiap ruas yang ada. Tujuan bermacam-macam. Dari Kaliurang disebelah utara hingga Pantai Parangtritis di sisi selatan Yogya.

Di aku ingin jogja ini saya hendak mengajak anda semua melihat betapa padatnya kota ini saat hari libur.

Jalanan. Seperti yang sudah tertulis diatas. Jalanan adalah tempat pertama yang menjadi sasaran kemacetan. Bukan karena parkir liar seperti yang menjadi masalah di kota lain, melainkan tumpah ruahnya kendaraan yang masuk ke kota ini. Lihat saja dijalanan. Kendaraan mulai dari motor, mobil, bus berplat luar kota merayap hingga kadang benar-benar berhenti karena macet. Aku ingin jogja melakukan pembenahan disini.

Parkir. Ini dia masalah yang benar-benar membuat pusing. Disatu sisi ingin memberikan ruang parkir yang luas namun disisi lain rumput Alun-alun Utara menjadi rusak dan tidak sedap dipandang mata.  Kantong parkir alternatif pun telah dibangun. Di Abu Bakar Ali dan di Ngabean. Namun karena jauh dari lokasi wisata, Ngabean tidak diminati oleh wisatawan. Parkir di Malioboro pun semakin sesak karena ruang yang terbatas. Aku ingin jogja memberikan perhatian lebih pada kasus ini.

Kebersihan di tempat wisata. Sebagai warga Yogya, saya risih melihat kotornya tempat wisata di kota ini. Entah mungkin karena kurangnya tempat sampah atau karena budaya membuang sampah di tempat sampah yang kurang memasyarakat. Di Alun-alun Selatan yang mana sebagai destinasi wakuncar sarat akan sampah. Tusuk sate, kantung plastik dan lain-lain menjadi pemandangan biasa disana. Di Alun-alun Utara yang menjadi lahan parkir juga tidak kalah kotornya. Sampah bertebaran dimana-mana. Alun-alun berubah menjadi lahan parkir yang luas namun sarat sampah dan kotoran. Aku ingin jogja membenahi hal ini.

Kemudahan Akses. Bagi warga asli Yogya khususnya dan warga lain yang memiliki kendaraan pribadi pada umumnya, mungkin akses menuju tempat wisata sangat mudah. Namun bagi mereka yang kurang mengetahui atau tidak memiliki kendaraan akan menjadi problem tersendiri. Khusus untuk pariwisata, mungkin bisa diadakan transportasi khusus yang menghubungkan tempat wisata satu dengan yang lain. Sehingga akan memudahkan wisatawan mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada.

Kenyamanan di tempat Wisata. Malioboro semakin sesak saja dari hari ke hari. Kendaraan seakan tidak ada hentinya memasuki Malioboro. Dibutuhkan perubahan. Misal menjadikan Malioboro sebagai Pedestrian yang bersih dan ramah wisatawan dari ujung utara hingga selatan. Dibangun atap dari sisi timur hingga sisi barat yang akan melindungi wisatawan dari hujan dan membuat mereka nyaman kongkow bersama rombonganya. Tukang parkir yang mungkin kehilangan pekerjaannya dapat dialihkan sebagai tenaga kebersihan. Aku ingin jogja mempertimbangkan ide ini.

Demikianlah. Sebuah pemikiran akar rumput yang prihatin akan kondisi Yogya. Sebuah harapan kecil yang semoga dapat didengar dan jika tidak keberatan, semoga dapat direalisasikan. Mengingat Yogya membutuhkan perubahan. Agar Yogya semakin nyaman ditinggali dan semakin nyaman dikunjungi. Aku ingin jogja semakin berhati nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Monetize your blog

Tags